Sweden Election 2018 as Captured through a Photographic Practice

This post deals with (my) everyday visual diary on the vibes of Sweden’s Election (Valet) 2018. Though people are offered different ways to vote since a few days ago, the main voting day will be on this Sunday, 9 September. Disclaimer: this post is, of course, not a commentary on the political issues itself. Yet, … Continue reading Sweden Election 2018 as Captured through a Photographic Practice

Memisahkan Bahasa dari Politik, Mungkinkah?

Di tengah-tengah rutinitas agak menjemukan beberapa pekan terakhir ini, yakni berkutat dengan segala rupa informasi dari penelitian lapangan saya di Malaysia dan Indonesia, saya terkesiap tatkala membaca sebuah tulisan kolom di salah satu surat kabar yang saya bawa balik dari Malaysia. Tulisan berjudul "Jangan Malu Guna Bahasa Kebangsaan" tersebut dibuka demikian, "Semakin ramai ibu bapa … Continue reading Memisahkan Bahasa dari Politik, Mungkinkah?

Membaca Sastra Dalam Kotak-kotak Ingatan Bentukan

[published on 13 April 2017 in Medium.com/ingat-65] Saya gemar membaca karya sastra. Saya melahapnya — karya-karya yang hadir dalam bentuk puisi dan prosa, baik dalam format cerita lepas dan kisah bersambung di media massa maupun buku — sejak usia belia. Perjalanan hidup mengantarkan saya ke jenis profesi yang saya bangun berdasarkan hobi sejak kecil. Beruntung, membaca sastra tidak pernah … Continue reading Membaca Sastra Dalam Kotak-kotak Ingatan Bentukan

City, Space, and Visual Media: “A fever of creativity in Southern Swedish Cities”

What makes a city memorable? Could it be its history, culinary experience, or even its expression of creativity? The Scanian cities in Sweden are laden with creativity and this is the foremost impression visitors get of them. ... [Enjoy the complete article in The Jakarta Post]

Spotify dan Tantangan Kajian Media Digital

Sejak akhir Maret 2016 lalu Indonesia resmi bergabung dalam “keluarga global” Spotify. Bagaimana dampaknya bagi media dengar di Indonesia, termasuk tantangan yang dihadapi dalam ranah kajian media? .... [Artikel selengkapnya silakan langsung ke Remotivi] [Ilustrasi gambar oleh Diniella Putirani, dipinjam dari Remotivi]  

Ritus Menonton Tayangan Olimpiade (bagian ke-4, penutup)

...Dari Ingatan Personal ke Kesadaran Kolektif   Setelah Seoul 1988, saya memiliki semacam ritual empat tahunan. Terlepas bahwa karena sejak kecil menyukai dan dekat dengan olahraga, pengalaman menontonnya melalui media massa sudah menjadi penanda tersendiri bagi saya.   Ada banyak hal monumental dari setiap ajang olimpiade, baik karena memang peristiwanya menjadi berita dunia atau sebatas … Continue reading Ritus Menonton Tayangan Olimpiade (bagian ke-4, penutup)

Ritus Menonton Tayangan Olimpiade (bagian ke-3)

...Buku Jurnal Olimpiade Saya pun melirik peluang ke sisi kiri rumah. Di situlah teman sebaya saya tinggal di rumah gedong di sisi kiri kontrakan, dan keluarganya kebetulan memiliki pesawat televisi. Istilah rumah gedong waktu itu merujuk pada rumah mandiri, bukan kontrakan, yang berukuran relatif luas, biasanya dengan facade membujur lebar bukan memanjang ke belakang. Lalu, … Continue reading Ritus Menonton Tayangan Olimpiade (bagian ke-3)

Ritus Menonton Tayangan Olimpiade (bagian ke-2)

...Sejak 28 Tahun Silam Saya akan mundur jauh ke ingatan 28 tahun ke belakang: Seoul 1988. Inilah kali pertama saya punya memori sebagai penonton olimpiade. Waktu itu saya masih duduk di sekolah dasar. Olimpiade yang menempatkan kota kedua di Asia sebagai tuan rumah ini menjadi penanda awal “hubungan akrab” saya dengan tayangan olimpiade. Waktu itu … Continue reading Ritus Menonton Tayangan Olimpiade (bagian ke-2)

Ritus Menonton Tayangan Olimpiade (bagian ke-1)

Demam olimpiade, demam Rio 2016. Tidak ada salahnya turut menuliskan catatan oto-etnografi saya sebagai penonton ajang kompetisi olahraga sejagad ini. Tentu saja bukan menyaksikan langsung di kota tempat perhelatannya, tetapi menonton lewat layar kaca.   Terdengar agak kemlinthi juga sebenarnya ketika saya secara manasuka menggunakan istilah “oto-etnografi” untuk mengawali tulisan ini. Maafkan (meski memang saya … Continue reading Ritus Menonton Tayangan Olimpiade (bagian ke-1)

Lantaran “AADC 2”: Melongok Geliat Ekologi Media Masa Kini

Apa lagi yang bisa dikatakan dari Ada Apa dengan Cinta (AADC) sekuel kedua ini? Entah sisi apa pula yang bisa dituliskan seputar film populer penanda zaman ini? Sebuah film cerita yang sejak akhir April 2016 ini menyedot kembali perhatian khalayak luas, terutama mereka yang sudah menantikan selama 14 tahun terakhir sejak film pertamanya, AADC?, menggemparkan … Continue reading Lantaran “AADC 2”: Melongok Geliat Ekologi Media Masa Kini